Rabu, 20 Februari 2013

IPPELMAS MALANG Kajih Kemenyan dan Pesejuk dari Persepektif Budaya dan Agama

Narzis bersama  : Pengurus Ippelmas di sela-sela diskusi

    Ippelmas.com Bertemapat di warung Bambu Jetis Mulyo Agung Kota Malang, Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Simeulue Malang (Ippelmas-Malang),kembali menggelar diskusi panel mendatangkan pengurus dan para pendiri Ippelmas mengangkat tema “ Hukum Islam dan Budaya kemeyan dan pesejuk di masyarakat Simeulue,” acara yang digelar pada sabtu Malam 17 Februari 2013 itu berlansung hangat dan menuai beberapa kesimpulan ditinjau dari persepektif hukum Islam dan Budaya.

    Menurut Eriton, sekbid hubungan Masyarakat (Humas) Ippelmas Malang mengatakan, membahas tentang Islam dan budaya tentunya sangat menarik, dalam kesempatan ini kita membahas antara hukum islam dengan budaya di masyarakat. Sebagaimana kita lihat di sebagian masyarakat ada ada yang masi sulit membedakan  antara budaya dan hukum Islam, sehingga antara  ibadah ritual keagamaan dengan budaya nenek moyang terdahulu masi sering bercampur, ironisnya banyak hukum islam yang bersumber dari alqur’an dan Hadis  dalam pelaksanaanya masi mengandung unsur sengkritisme. ”Dalam diskusi ini kita membahas lebih spesifik mengenai, kemenyan dan  pesejuk ditinajau dari  persepektif budaya dan agama,” ujarnya.
    Lebih lanjut, Mahasiswa asal Desa Nancala Kecamatan Tepah Barat itu menambahkan, kajian dalam diskusi ini murni bertujuan untuk, menambah ilmu tentang hukum Islam dan pelestarian budaya, dan tidak bermaksud untuk menghapus budaya yang sudah ada. Namun tetap mempertahankan dan melestarikan budaya dengan harapan antara  ibadah dalam Islam dengan budaya di dalam masyarakat dapat dibedakan serta dapat di pahami sehingga antara ibadah ritual  dalm Islam dengan budaya leluhur  tidak dicampur adukan, namun ada pemisahan. 

   Sementara itu Muhammad Hadidi dalam persentasi makalahnya mengatakan, dalam hukum Islam kita kenal ada empat sumber hukum Islam yang disepakati para ulama yaitu, Al-Qur’an, Hadis Nabi Muhammad Saw. Ijma’ dan Qias, sehingga setiap pelaksanaan ibadah baik itu ibadah mahdoh maupun muamalah hendaklah kita rujuk atau kembali kepada pedoman sumber hukum islam tersebut, apalagi yang berkaitan dengan ibadah mahdoh yang  harus mempunyai landasan hukum (dalil). Maka untuk bisa melaksanakanya ibadah mahdoh dengan benar, maka perlu mempelajarinya. “Harapanya lewat diskusi ini, kita dapat memahami sumber hukum islam itu sendiri, sebagai pedoman hidup lewat mempelajarinya, sehingga ibadah yang kita lakukan sudah sesuai dengan sumber hukum aslinya yaitu alquran dan Sunnah,” imbuh Mahasiswa Jurusan Islamic Law University Muhammadiyah of  Malang itu.
  Lanjut Pria yang hobi membaca  buku itu menambahkan, jika kita lihat dari persepektif hukum Islam, berdo’a dengan pelantaraan kemenyan atau pesejuk sebagai bagian ritual  dalam berdo’a sejauh ini belum ada tuntunanya, namun karena memakai kemenyan atau pesejuk dalam tradisi di masyarakat simeulue itu, merupakan warisan budaya dari nenek moyang kita sejak dahulu secara turun temurun, maka perlu kita pahami dan kita kajih kembali kapan dan dimana serta cara kita melestarikanya budaya tersebut. Dengan harapan tidak menempatkan budaya atau teradisi tercampurkan dengan ibadah mahdoh yang jelas-jelas tidak diperbolehkan menurut sumber hukum  al-quran dan Sunnah.

   Seterusnya dalam hasil diskusi tersebut juga menuai bebebrapa kesimpulan diantaranya, berdo’a memakai kemeyan dan pesejuk merupakan tradisi masyarakat  Simeulue sejak dahulu yang diwarisi secara turun-temurun dan merupakan budaya lokal masyarakat yang harus di lestarikan dan mempunyai nilai-nilai yang luhur yang wajib dijaga. Dalam persepektif hukum islam anara budaya dan hukum dalam hal ini ibadah  yang bersifat mahdoh harus bersih dari percampuran budaya dan  merujuk kepada sumber pokonya hukum islam yaitu alqur’an dan sunnah, serta yang terkhir diperlukan penkajian dan pemahaman antara budaya dan hukum Islam khusunya mengenai ibadah, sehingga masyarakat dapat menambah pemahamanya baik tentang budaya dan tatacara pelaksanaan ibadaha menurut sumber hukum Islam.(Reporter Adid.com)

Selasa, 05 Februari 2013

Bangun Kesolitan Internal Ippelmas Malang Kunjungi Tempat Wisata


   

Foto Bersama : Pengurus Ippelmas Malang berpose di depan kolam Kapal Wisata Bajak Laut di Taman Wisata Sengkaling, Kota Malang Jawa Timur.



 Ippelmas Malang .Com. Bertempat di Taman Wisata Sengkaling, Kota Malang Jawa Timur, Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Simeulue Malang (Ippelmas-Malang). Minggu 04/02/2013 mengadakan kunjungan wisata dalam rangka membentuk kesolitan internal  organisasi, mengangkat tema ”Wujudkan Kebersamaan Bersama Ippelmas Malang Kita Bersatu,” acara yang berlansung selama satu hari itu, dihadiri ketua umum Ippelmas dan beberapa tokoh pendiri ippelmas malang, serta  seluruh  ketua bidang dan beberapa anggota lainya, Acara yang  dikemas berbentuk Out Door itu, selain  menikmati fasilitas dan pemandangan  wisata, juga menggelar diskusi membahas eksekusi program kerja dan tema diskusi mingguan serta evaluasi program kerja yang selama ini suda di programkan.

   Sadak Hada Samami, selaku ketua umum Ippelmas  Malang mengatakan,  kegiatan  wisata yang dikemas berbentuk Out door ini, sangat positif dan menyenangkan, kita dapat saling mengevaluasi diri dan  organisasi  sejauh mana program Ippelmas suda kita jalankan, serta tidak kalah penting untuk membentuk kesolitan  pengurus di internal kita. harapanaya,” lewat acara ini, kita lebih bersemangat dalam menghidupkan diskusi di organisasi,  sehingga peran  kita sebagai mahasiswa, tidak hanya memikirkan kuliah, namun peka terhadap isu yang berkembang baik  sekalah Nasional, di provinsi Aceh, apalagi di Kabupaten Simeulue,” ujar Mahasiswa Asal Panten Lawe Kecamatan Salang itu.

   Lebih lanjut Sadak menambahkan, Ippelmas Malang yang baru berumur 2 tahun sejak berdirinya, bukan menjadi halangan kita untuk selalu memberikan kontribusi positif   dan  manfaat bagi kebanggaan daerah kita, lewat organisasi Ippelmas kita dapat memberikan masukkan kepada pemerintah daerah untuk kemajuan masyarakat dan mengawal kebijakanya, selain itu.” Peran Ippelmas dapat  diperintungkan apabila kita dapat berperestasi dan menjadikan organisasi Ippelmas sebagi wadah keilmuan, bagi seluruh Pemuda Pelajar, dan Mahasiswa Simeulue, baik yang masi di daerah, terlebih yang ada di Kota Malang,”. Tambah Sadak MahasiswaJjurusan Bahasa  dan Sastra Indonesia Universitas Muhmmadiyah Malang itu.

   Sementara itu Dedi Sucipta  selaku koordinator acara mengatakan, terlaksananya acara wisata ini, merupakan usulan  kreatif dari beberapa anggota Ippelmas  pada  forum diskusi minggu lalu, dan terlaksanalah acara juga dengan peran teman-teman yang sudah menyempatkan hadir  hari ini, Semoga “Acara yang kita kemas tidak formal ini, menuai manfaat terutama membentuk persatuan kita seluruh pemuda pelajar mahasiswa simeulue yang ada di Malang,“ ungkap Mahsiswa Jurusan Kedokteran Universitas Brawijaya kota Malang itu.

Lebih lanjut, tambah Mahasiswa Asal Lamerem Kecamatan Alafan itu , kedepan kegiatan Ippelmas kita agendakan tidak hanya formal, namun kita perbanyak kegiatan yang bersifat non formal, sehingga program kerja kita tidak hanya bersifat formalitas dan membosankan, namun ada juga unsur kedekatan emosional, sesama pengurus dalam membentuk kekompakan. Terahir ia berharap “ Mari kita giatkan lagi diskusi untuk  membahas beberpa isu yang sedang hangat dibicarakan akhir ini, seperti isu Nasional Korupsi, Banjir, tentang Qanun di Aceh dan mengawak kebijjakn pemerintah di daerah serta yang lainya,” ujarnya mengikhiri.By.(Reporter Adid/Hadidi)